Monday, November 8, 2010

TRANSFORMASI MASYARAKAT BERSAMA GBNV

Global Business Network Ventures, persekutuan para usahawan Kristiani dari Singapura berinisiatif menghubungi para pemimpin transformasi masyarakat di Indonesia untuk berkolaborasi dan bermitra melayani untuk kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Pelayanan yang mereka tawarkan adalah menyediakan dana untuk pembangunan transformasi masyarakat menjadi masyarakat Kristiani. Dengan JUS telah disepakati kerjasama sebagai berikut:






JUS sebagai mitra mencari dan menseleksi Pemimpin/organisasi Kristen yang bergerak di bidang Transformasi Masyarakat. Selanjutnya Pemimpin/Organisasi yang berminat mengajukan proposal melalui JUS. Apabila JUS menyatakan layak, maka proposal akan diteruskan ke GBNV. Selanjutnya GBNV akan menyalurkan dana melalui JUS kepada kelompok masyarakat sasaran.
Bagi kelompok masyarakat/Pemimpin transformasi Masyarakat Kristiani dapat mengajukan proposal ke JUS dengan syarat dan ketentuan sbb:
1. Memiliki anggota antara 200 sd 500 Jiwa atau 50 sd 100 Kepala Keluarga.
2. Sudah memiliki kegiatan ekonomi sektor riil, seperti pembuatan kerajinan tangan, makanan, penjahitan pakaian, penanaman sayur mayur, dll yang dapat menghasilkan: (2.1.) keuntungan, (2.2.) usaha sudah berumur minimal 3 (tiga) tahun, (2.3.) dapat dikerjakan secara bersama-sama dengan melibatkan semua warga kelompok masyarakat bersangkutan.
3. Usaha akan bertahan lama (berkesinambungan).
4. Kebutuhan modal (dana, keuangan) sekitar Rp 300 juta sd Rp 500 juta.
5. Siap dan bersedia dilatih, dibina dan dibimbing oleh GBNV/JUS.
6. Bersedia menerima "Kabar Baik" dan membagi "Kasih Kristus".

Bagi yang berminat dapat mengirimkan proposal atau minat kepada: Bpk. Mahli Sembiring/Hence Bulu di email: ksukayuputih@gmail.com
Bagi yang memenuhi syarat akan disurvai, diwawancarai dan dikunjungi serta diproses lebih lanjut.

Tuhan Yesus Memberkati

Wednesday, October 27, 2010

JUS BERSAMA GENDERANG BAHARI

Sekjen Genderang Bahari, Bp. Martono Yuwono yang telah mendedikasikan diri untuk meneliti dan mempublikasikan serta mempromosikan kejayaan bangsa bahari Indonesia sejak zaman kerajaan bahari yang kemudian tenggelam dan berganti dengan budaya agri oleh taktik kolonialisme telah mengerdilkan jiwa bangsa ini. Pak Martono mendorong dan berdedikasi untuk merebut kembali kejayaan bangsa yang telah dicapai pada masa lampau, dengan membangun semangat bahari kembali ke laut. lihat http://www.kembalikelaut.com


JUS BERKOLABORASI DENGAN AMINDO DAN ARDIN

Ketua Umum ARDIN (Asosiasi Rekanan Dagang dan Industri) yang juga Ketua Umum AMINDO (Asosiasi Mediator Indonesia) Dr. John N. Palinggi MM, MBA berdiskusi dan bertukar pikiran untuk membangun bangsa dan mensejahterakan rakyat bersama JUS.


PENYERAHAN SK PENGURUS PUSAT JUS OLEH KETUA DEWAN PEMBINA

Ketua Dewan Pembina menyrahkan SK Pengangkatan Pengurus Pusat JUS



Wednesday, October 20, 2010

UNDANGAN SEMINAR WAWASAN KEBANGSAAN

UNDANGAN SEMINAR WAWASAN KEBANGSAAN.
Kerjasama dengan PERWAMKI & DPP PIKI,
Topik "POSISI KEKRISTENAN DI TENGAH DEGRADASI KEBANGSAAN"
Pembicara:
Prof.Dr. Gayus Lumbuun (Anggota DPR)
Brigjen (Purn) Monang Siburian
Pdt. Yerry Tawaluyan (Sekjen Bless Indonesia)
Cornelius D. Ronowidjojo (Ketum DPP PIKI)
Moderator: Jonro I. Munthe (Pemimpin Umum Majalah NARWASTU)
Waktu:
Rabu, 27 Oktober 2010 Jam 13 s/d 18 WIB
Tempat:
Ruang sidang PGI Jl. Salemba Raya 10 Jakarta
Kami Undang Bapak/Ibu untuk hadir. (undangan via Bung Tema, RPK FM)


UNDANGAN SEMINAR KELAUTAN

Kamis 21 Oktober Jam 08.30 sd 16.00 Seminar Kelautan dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan di DEKIN auditorium Minabahari 3 Jl Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat. 
(undangan via Laksma (Purn) Bonar Simangunsong.

Sunday, October 17, 2010

SOSIALISASI JUS MELALUI RADIO PELITA KASIH



Berada di Studio RPK 96,30 FM dari kiri ke kanan: Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi PDS, Ketua Umum JUS dan Host Bung Tema.

Dua kali seminggu setiap kamis ke dua dan ke empat jam 10.00 sd 11.00 malam Ketua Umum JUS menjadi nara sumber dalam program bersama PDS "MENJADI GARAM DUNIA". "Menjadi BERKAT melalui USAHA".

Ketua Umum JUS menginspirasi dan mendorong para pendengar "SAHABAT RPK" untuk bersama-sama "bersinergi" untuk mewujudkan kesejahteraan bagi semua warga dan mencapai sejahtera sempurna bagi usahawan.

Dengan jaringan usahawan yang terhubung ke JUS baik dalam dan luar negeri, maka terbuka peluang bagi setiap orang yang sudah berusaha dan memiliki status atau pekerjaan sebagai wiraswasta atau usahawan untuk meningkatkan usahanya ke level yang lebih tinggi.

Program unggulan JUS adalah agropolitan dan minapolitan. Program usaha unggulan meliputi pertambangan, perkapalan dan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Bagi Anda yang berminat bergabung dengan JUS dapat menghubungi 021-34034064.

DIRENCANAKAN TAHUN 2011 UNTUK MENDAPATKAN PORSI YANG PROPORSIONAL DARI KEGIATAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH UNTUK SELURUH WILAYAH INDONESIA DIMANA ADA LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF AFILIASI PDS.

JUS DALAM GERAKAN KEMBALI KE LAUT BERSAMA GENDERANG BAHARI



Ketum JUS, Penasehat dan Pembina dalam acara memperkenalkan GENDERANG BAHARI bernyanyi bersama "AKU ORANG PELAUT".

SEMANGAT BAHARI NUSANTARA
Latar Belakang
Sebelum pengakuan dunia atas Deklarasi Djuanda tahun 1957, wilayah Indonesia dikenal sebagai gugusan pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut. Setelah UNCLOS 1982 yang diratifikasi dengan UU No. 17 tahun 1985, citra kewilayahan Indonesia berubah, yaitu sebagai gugusan pulau-pulau yang dipersatukan oleh laut; dan fungsi laut berubah dari pemisah menjadi pemersatu.
Paradigma baru memandang Indonesia bukan lagi pulau-pulau yang dipersatukan oleh laut, melainkan laut yang ditaburi pulau-pulau. Artinya, platform Indonesia adalah laut. Laut menjadi ruang hidup masa depan dan ruang juang rakyat Indonesia, dalam semangat pembangunan nasional dari land-based development menjadi sea-based development. (Konvensi Nasional tentang Benua Maritim di Makassar, 1996).
Oleh karena itu Indonesia bertekad untuk memandang, membangun, mempertahankan dan mengelola Tanah dan Air secara menyeluruh dan terpadu demi terciptanya Indonesia sebagai negara Maritim. Laut dan ikan di Indonesia harus dikelola untuk sebesar-besar kesejahteraan Rakyat Bangsa Bahari Nusantara.
Perubahan mind set dan paradigma dari Daratan ke Maritim hanya dapat terlaksana melalui Strategi Budaya yang bersifat revolutif, serempak, simultan, di semua lini, di semua jenjang, di semua bidang, di semua sektor, dan di semua ruang kehidupan, sebagai proses panjang pendidikan karakter bangsa dalam segala dimensi kehidupan, sebagai bagian dari Revolusi Budaya.
Cita-cita kembali ke laut dapat terwujud melalui proses perubahan pola pikir (mind set) dan kerangka pikir (paradigma) dari daratan ke maritim sebagai Revolusi Biru dalam konteks Pembangunan Berkelanjutan.
Cita-cita kembali ke laut sebagai tuan rumah di laut Nusantara akan dapat diwujudkan hanya apabila Revolusi Budaya ke-Laut-an, atau Revolusi Biru, digerakkan dan disosialisasikan di segala lini dari tingkat Pusat hingga Daerah. sebagai Gerakan Semangat Bangsa Kembali ke Laut, sebagai Hak Budaya yang bersifat asasi dan sebagai amanah yang diwariskan para pendahulu ‘orang pelaut’ bagi masa depan anak bangsa.
Revolusi Budaya dapat menjadi efektif hanya apabila bangsa ini memiliki Strategi Budaya yang harus digerakan dengan mendudukkan budaya pada posisi yang seharusnya, sebagaimana makna kandungannya.
Visi & Misi
VISI:
Upaya pengembangan diri menuju kemandirian, kemajuan, martabat, kesetaraan dan kepeloporan di antara bangsa-bangsa lain akan dapat diujudkan melalui pembangkitan kembali Roh Kearifan Lokal Nusantara, sebagai penggugah dan pembangun rasa percaya diri bangsa dalam melangkah mengarungi Masa Depan.
Bandar Lama Nusantara merupakan Gerbang pengantar perjalanan Bangsa meninggalkan Lorong Masa Lalu, menuju ke-Mulia-an Masa Depan dalam kendali ke-Arif-an Lokal Masyarakat Warga Bangsa Benua Maritim Nusantara
MISI:
  • Membangun dan membangkitkan kembali harkat-martabat, jatidiri, karakter kehormatan, wibawa dan kepribadian Bangsa Bahari Nusantara, sebagai basis pengembangan rasa percaya diri dan optimisme yang dibutuhkan untuk menghadapi persaingan di era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidak pastian.
  • Membangkitkan Elan Wawasan Nusantara sebagai perisai kelahiran kembali semangat outward looking insan Nusantara.
  • Mencanangkan kebijakan nasional bidang pembangunan visi kelautan.
  • Membangkitkan kembali semangat patriotisme insan Nusantara hingga puncak perjuangan sebagai bangsa Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
  • Restorasi puing-puing Kearifan Lokal di seluruh Nusantara yang terabaikan pasca Tiga Setengah Abad Kolonialisme melalui upaya Restorasi Bandar Lama Nusantara sebagai Gerbang Lorong Kearifan Nusantara: sebagai ‘Gerbang Masa Lalu Sejarah Nusantara’, sekaligus ‘Gerbang Orientasi’ masa depan ‘Kearifan Lokal Nusantara’.
  • Merangkai Pusat-Pusat Kearifan Lokal Nusantara dari Sabang hingga Merauke sebagai Benteng Ketahanan Budaya Nusantara.
  • Membangun Pusat-Pusat Kearifan Lokal Nusantara sebagai Pusat-Pusat Arus Utama Penggerak Kebangkitan Peradaban, Budaya, Teknologi serta Ekonomi Maritim (The Patriotic Points)
Strategi & Sasaran
Strategi:
  • Pencanangan situs Bandar Lama Nusantara sebagai pentas arus balik kebangkitan Roh Kearifan Lokal Nusantara
  • Membangunkan Elan Wawasan Nusantara sebagai kebijakan wawasan kebangsaan
  • Rekonstruksi situs Bandar Lama dalam nuansa "common heritage: epilog tiga setengah abad kolonialisme" bagi terkonsolidasinya semangat solidaritas antar bangsa dalam menghadapi era global.
Sasaran antara:
Pencanangan Strategi Budaya Bangsa sebagai Bikap Bangsa Bahari dalam menghadapi tantangan masa depan, berpijak pada kearifan lokal dan semangat common heritage.

Tokoh

Yayasan Pusaka Palapa Nusantara Raya (YPPNR)
Siswono Yudohusodo, Marzuki Usman, Iman Taufik, Purnardi, Subianto, Hendro G, S.D. Darmono, Bambang Suharto, Hartomo, Gunadi Sindhuwinata, Ahmadin Ahmad, Agus Subardono, Wiryatmono, Ridwan Kamil, Wiyogo Atmodarminto, Sri Astari Harun Al Rasyid, Fadly Katib, Sutomo Supar, Edy Marlan, Reny Daniel, Nana Cahyana Mardio, Martono Yuwono
Yayasan Pelestari Budaya Bangsa (YPBB)
Wiyogo Atmodarminto, Yoop Ave, Aburizal Bakrie, Siti Bambang Utoyo, Adhi Moersid, Abdurrachman Suryamihardjo, Mien Soedarpo, Fauzie Bowo, I Made Bandem, Suwati Kartiwa, Supia Latifah Alisjahbana, Meity Wilson, Sri Astari Harun Al Rasyid, Maulana Ibrahim, Listianto, Adji Damais, Nana Cahyana Mardio, Martono Yuwono
Institut Teknologi Indonesia (ITI)
Isnoewardianto, Ign. Haryadi, Estuti Rochimah, Haryanti Supadminingsih, Rino Wicaksono, Didit Kusparmadi, Abu Amar, Nana Cahyana Mardio, Pusat Kajian Budaya ITI, Lab BPUD
Tim Pakar Pendukung
  • Hasyim Djalal
  • Tridoyo Kusumastanto
  • Bambang Wibawarta
  • Hartoyo Wignyowiyoto
  • Rae Sahetapy
  • Tjahyadi Nugroho
  • Christianto Wibisono
  • Pontjo Sutowo
  • Fadel Mohamad
  • Suprawito
  • Bambang Suharto
  • Sugihono Kadarisman
  • Krishnahadi Pribadi
  • Achdiat Kurnawan
  • Mahli Sembiring

Saturday, September 18, 2010

BHINNEKA TUNGGAL IKA


 Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Motto atau semboyan Indonesia tidaklah tanpa sebab diambil dari kitab kakawin ini. Kakawin ini mengenai sebuah cerita epis dengan pangeran Sutasoma sebagai protagonisnya. Amanat kitab ini mengajarkan toleransi antar agama, terutama antar agama Hindu-Siwa dan Buddha.

Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama. Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi "kelompok" yang lebih luas, misalnya partai politik. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif. Tetapi tanpa toleransi tidak akan terjadi perdamaian dan tanpa perdamaian tidak akan tercapai kesejahteraan.